ASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Aspek pemasaran memang disadari bahwa aspek ini adalah penting. Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran ini, khususnya bagi negara berkembang, yang dirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian atau lemahnya kompetensi pasar yang yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar.
Karena barang pertanian umumnya dirikan oleh sifat : 1. Diproduksi musiman, 2. Selalu segara (fresbeble), 3. Mudah rusak, 4. Jumlahnya banyak tetapi nilainya relatif sedikit (bulky).
Maka ciri ini akan mempengaruhi mekanisme pasar pemasaran. Oleh karena itu sering sekali terjadi harga produksi pertanian yang dipasarkan menjadi naik-turun (berfluktuasi) secara tajam, dan kalau saja harga produksi pertanian berfluktuasi, maka yang sering dirugikan adalah di pihak petaniatau produsen. Karena kejadian semacam ini maka petani atau produsen memerlukan kekuatan entahsendiri atau berkelompok dengan yang lain untuk melaksanakan pemasaran ini.
A. Mengapa Pemasaran ?
peluangMenurut Kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran itu penting : 1. Jumlah produk yang di jual menurun, 2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun, 3. Terjadi perubahan yang diinginkan konsumen, 4. Terlalu besar pengeluaran untuk penjualan.
Untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh lima aspek seperti yang dikemukakan oleh Kotler (1980) tersebut, tetapi oleh aspek yang lain, yaitu : 1. Kebutuhan yang mendesak, 2. Tingkat komersialisasi produsen (petani), 3. Keadaan harga yang menguntungkan, dan, 4. Karena peraturan.
Seringkali diketemukan bahwa karena petani sangat memerlukan uang kontan selekas-mungkin (untuk membayar utang, biaya sekolah anaknya dan lain-lain), maka petani memasarkan produksi pertaniannya walaupun pada kondisi yang kurang menguntungkan. Namun sebaliknya, khusus petani komersial, mereka memasarkan produksinya bila harga menguntungkan baginya. Namun ada pula dijumpai adanya petani menjual hasil pertanian karena adanya peraturan yang menharuskan walaupun kondisi harga tidak begitu menguntungkan.
B. Peluang Pasar
Peluang pasar berangkat dapat diartikan sebagai peluang (probability) dari seseorang (produsen, petani atau pihak lain) untuk menjual hasil pertanian dengan mendapatkan keuntungan. Karena pelaku lembaga pemasaran tidak semua mampu memanfaatkan peluang ini, maka hanya mereka yang memanfaatkan pasar saja yang memperoleh kesempatan yang baik. Dalam banyak kenyataan, maka di antara pelaku pemasaran tersebut, maka posisi produsen atau petani adalah yang paling lemah. Berbagai faktor yang menyebabkannya, namun karena kondisi yang seperti ini, maka petani sering dirugikan. Misalnya, hanya sebagian kecil saja harga yang diterima petani dari harga yang semestinya diperoleh dari konsumen. Contohnya adalah kondisi jagung, dari harga yang diberikan oleh konsumen (100%), maka hanya 47,5% yang diterima petani dan sisanya dinikmati atau diambil oleh para pelaku lembaga pemasaran. Dalam pemamasaran komoditi pertanian, seringkali di jumpai adanya rantai pemasaran yang panjang, sehingga banyak juga pelaku lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran tersebut. Akibatnya adalah terlalu besar keuntungan pemasaran yang diambil oleh para pelaku pemasaran tersebut.
Beberapa sebab mengapa terjadi rantai pemasaran hasil pertanian yang panjangdan produsen (petani) sering dirugikan adalah sebagai berikut : 1. Pasar yang tidak bekerja secara sempurna, 2. Lemahnya informasi pasar, 3. Lemahnya produsen (petani) memanfaatkan peluang pasar, 4. Lemahnya posisi produsen (petani) untuk melakukan penawaran untuk mendapatkan harga yang baik, 5. Produsen (petani) melakukan usahatani tidak berdasarkan pada permintaan pasar, melainkan karena usahatani yang diusahakan secara turun temurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar